Tribratanews.polrestanimbar.com – Sebanyak kurang lebih 50 anggota Pramuka Saka Bhayangkara menjalani latihan SAR yang bertempat di Areal Pelabuhan Fery Saumlaki Kabupaten Kepulauan Tanimbar.Selasa (16/7/2019),pukul 13.00 wit s/d pukul 17.30 wit.
Kasat Polair Polres Maluku Tenggara Barat Ipda Abdurahman Sambas,S.Sos berindak selaku pembawa materi/Instruktur dan dibantu personil Sat Polair diantaranya :
1. PS Kanit Patroli Sat Polair Bripka V. Nembreskossu
2. PS Kanit Gakkum Sat Polair Bripka Esa Eklesia Izaak EKLESIA B IZAAK
3. PS Kaurmintu Sat Polair Bripka Amri
4. Bripka Geral Selanno
5. Brigpol Douglas Pesiwarissa
6. Brigpol La Wawan
7. Brigpol Elvis Pattilemonia
8. Briptu Idris Hayale
9. Brida Samuel Latupeirissa
10.Bharatu Priyadi Akbar Mailan
Materi yang dibawakan adalah :
1. Sejarah SAR
2. Referensi/ Dasar Hukum SAR
3. Definisi / Arti, tujuan, Potensi SAR,
4. Persyaratan Personil SAR,
5. Macam – Macam Standar Kemampuan SAR,
6. Tahap – Tahap Operasi SAR,
7. Macam – Macam Asas pendukung SAR,
8. Macam – Macam SAR,
9. Tingkat kemampuan Cari Korban,
10. Metode tehnik Pencarian,
11. Pola Pencarian Ops SAR di laut,
12. Jenis dan Kegunaan Peralatan SAR di laut.
13. Pengenalan Alat – Alat Keselamatan SAR dan cara menggunakanny saat menolong korban tenggelam di Laut dan alat Keselamatan Pelayaran berupa Liferaff, lifebuoy, lifi jacket dan peralatan SOS.
14. Cara – cara Penanganan Korba Tenggelam di Laut dengan menggunakan alat – alat keselamatan SAR maupun pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) di laut dan darat.
Tidak hanya teori yang diajarkan. Kasat Polair Ipda Abdurahman Sambas,S.Sos bersama tim langsung menggiring para anggota pramuka menjalankan praktek di dalam air. Lokasi yang dipilih adalah di lokasi pelabuhan Fery Saumlaki.
“Pengetahun tentang SAR adalah teori dasar yang kami ajarkan. Termasuk pengenalan tentang peralatannya, terang Kasat Polair.
” Pelatihan ini bertujuan memacu sikap para pemuda yang tergabung dalam pramuka agar cepat tanggap saat terjadi kondisi darurat. Sebagai seorang tim penyelamat dibutuhkan kondisi fisik yang prima sehingga upaya pertolongan berjalan maksimal. Sehingga dibutuhkan latihan fisik yang rutin dan disertai teori maupun praktek yang inten.“Ironi jika penyelamat justru diselamatkan. Maka dibutuhkan pengetahuan tentang pengamanan diri sendiri saat melakukan upaya pertolongan agar jumlah korban tidak bertambah,” terang Ipda Abdurahman Sambas,S.Sos.
Sementara itu para anggota Saka Bhayangkara begitu antusias dalam belajar dan mempraktekkannya.